- Back to Home »
- NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP) PMII
Posted by : najudin
Rabu, 29 Januari 2014
Kita mungkin
masih ingat dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang kira-kira artinya: “Perbedaan
di antara umatku adalah Rahmat”, perbedaan yang kiranya difahami sebagai sebuah
ragam pemikiran yang akan terjadi nanti setelah beliau wafat. Mungkin kita juga
masih mengingat bahwa suatu saat beliau pernah bersabda ”Kalian semua lebih
mengerti urusan kalian”, sebuah stateman yang keluar karena kecerobohan dirinya
yang menyuruh seorang petani kurma untuk menyilangkan pohonnya sehingga hasil
yang didapatkan tidak sebagus yang diinginkan.
Dengan fenomena
seperti itu, tentunya Islam sudah menjadi agama yang berkembang dengan beragam
pemikiran baik dalam hal profan atau sakral. Perkembangan peradaban yang tiada
tara dan menjadi sebuah aset penting bagi generasi berikutnya. Tetapi, mengapa
justru saat ini umat Islam mengalami gradasi pengetahuan. Kebodohan dan
pembodohan terus merajalela sehingga Islam kini identik sebagai agama
orang-orang yang bodoh dan miskin.
Zaman
renaissance di barat, tepatnya kemunculan langit kebodohan yang kelam itu. Masa
dimana justru orang-orang barat yang notabene beragama Kristen terlepas dari
kejamnya belenggu agamawan yang menguras habis seluruh pemikiran brilian di
zaman abad pertengahan. Sebut saja, Nicolaus Copernicus yang harus mati
dipenggal karena menentang dogmatisme agama saat itu yang mengatakan tentang
bumi sebagai pusat alam semesta dan yang lain berputar mengitari bumi serta
mengatkan bahwa bumi ini berbentuk datar sehingga bumi ini jika ditelusuri maka
pasti ditemukan ujungnya. Seperti itulah gambaran umat Islam saat ini. Gambaran
yang sudah terjadi ratusan tahun silam di barat. Fenomena seperti itu datang
menyerang umat Islam saat ini dan muncul berawal dari buku karya Al-Ghazali
yang berjudul Tahafudh al-Falasifah, buku yang mengupas habis seluruh
pemikirannya yang skeptis terhadap pemikiran filsafat yang notabenenya memang
spekulatif, walaupun banyak filsuf lain menduga ia telah kehilangan konsistensi
pemikiran karena sebelumnya selama dua tahun ia belajar filsafat dan menulis
buku berjudul Al-Maqasid al-Falasifah yang justru memuji pemikiran filsafat
yang kritis.
Sejak itulah
umat Islam menganggap bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan pemikiran ulama
zaman dahulu adalah hal yang final dan tidak perlu ditelaah kembali.
Pengkultusan terhadap seseorang membuat semua kejayaan masa lalu musnah tak
tersisa, yang ada hanyalah kebodohan dan pembodohan massal dan tidak tahu kapan
berakhirnya.
Fenomena di atas
cukup sebagai pembelajaran bagi kita, generasi muda umat Islam, agar tidak
terjadi lagi untuk ke sekian kalinya. Cukup lama sudah kita terbelenggu oleh
jahatnya pembodohan, kini saatnya kita mulai berfikir kritis, apalagi jika kita
adalah seorang kader organisasi pergerakan yang sejatinya terus begeliat
mencari makna. Dengan berfikir melalui paradigma kritis-transformatif, kita
akan terus berfikir bebas tanpa rasa takut akan kehilangan esensi ke-Tauhid-an,
karena di sini kita dituntut untuk berfikir free from dan free for (bebas dari
dan bebas untuk) tanpa melupakan bahwa harus ada keharmonisan hubungan antara
manusia dengan Allah dan alam, karena tanpa keharmonisan hubungan antara
manusia, Allah dan alam, apalah artinya seorang manusia.
Lebih lanjut,
kita juga dituntut untuk berfikir dengan melihat demarkasi (garis pemisah) yang
tegas antara wilayah profan (keduniaan) dan sakral (keagamaan), sehingga tidak
ada lagi sekularisme (ateisme, tanpa Tuhan) dalam berfikir, yang ada adalah
sekularisasi (proses berfikir dengan batas demarkasi antara wilayah profan dan
sakral).
Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII
Mukadimah
Senantiasa
memohon dan menjadikan Allah SWT sebagai sumber segala kebenaran dan tujuan
hidup. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia berusaha menggali nilai-nilai
ideal-moral, lahir dari pengalaman dan keberpihakan insan warga pergerakan
dalam bentuk rumusan-rumusan yang diberi nama Nilai dasar Pergerakan (NDP)
PMII. hal ini dibutuhkan untuk memberi kerangka, arti motivasi pergerakan dan
sekaligus memberikan legitimasi dan memperjelas terhadap apa saja yang akan dan
harus dilakukan untuk mencapai cita-cita perjuangan sesuai dengan maksud
didirikannya organisasi ini.
NDP adalah tali
pengikat (kalimatun sawa) yang mempertemukan semua warga pergerakan dalam ranah
dan semangat perjuangan yang sama. Seluruh warga PMII harus memahami dan
menginternalisasikan nilai dasar PMII itu, baik secara personal atau secara
bersama-sama, dalam medan perjuangan social yang lebih luas dengan melakukan
keberpihakan nyata melawan ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kekerasan, dan
tindakan-tindakan negative lainnya. NDP ini, dengan demikian senantiasa
memiliki kepedulian sosial yang tinggi (faqih fi mashalih al-kahliq fi ad-dunya
atau faham dan peka terhadap kemaslahaatan mahluk dunia).
BAB I
ARTI, FUNGSI DAN
KEDUDUKAN
ARTI
NDP adalah
nilai-nilai yang secara mendasar merupakan sublimasi nilai-nilai ke-Islaman
(kemerdekaan/tawasuth/al-hurriyah, persamaan/tawazun/al-musawa,
keadilan/ta’adul, toleran/tasamuh) dan ke-Indonesia-an (keberagaman suku, agama
dan ras; beribu pulau; persilangan budaya) dengan kerangka pemahaman Ahlusunnah
wal Jama’ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah, mendorong serta
penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar
mutlak, Islam mendasari, memberi spirit dan élan vital pergerakan yang meliputi
cakupan Iman, Islam, Ihsan dalam upaya memperoleh kesejahteraan hidup didunia
dan akhirat.
Dalam upaya
memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan Ahlusunnah
wal Jama’ah sebagai manhaj al-fikr sekaligus manhaj al-taghayyur al-ijtima’i
(perubahan sosial) untuk mendekontruksi sekaligus merekontruksi bentuk-bentuk
pemahaman dan aktualisasi ajaran-ajaran agama toleran, humanis, anti kekerasan
dan kritis transformatif.
FUNGSI
A. Kerangka
Refleksi (landasan berpikir)
Sebagai kerangka
refleksi, NDP bergerak dalam pertarungan ide-ide, paradigma, nilai-nilai yang
akan memperkuat nilai-nilai yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran
ideal. Ideal-ideal itu menjadi sesuatu yang mengikat, absolut, total, universal
berlaku menembus keberbagaian ruang dan waktu (muhkamat, qoth’i). Karenanya,
kerangka refleksi ini menjadi moralitas sekaligus tujuan absolut dalam
mendulang capaian-capaian nilai seperti kebenaran, keadilan, kemerdekaan,
kemanusiaan, dll.
B. Kerangka Aksi
(landasan berpijak)
Sebagai kerangka
aksi, NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi diri,
pembelajaran sosial yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran faktual.
Kebenaran faktual itu senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang
dan waktu yang berbeda-beda dan berubah-ubah, kerangka ini memungkinkan warga
pergerakan menguli, memperkuat atau bahkan memperbaharui rumusan-rumusan
kebenaran dengan historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa berubah
(mutasyabihat, dzanni).
C. Kerangka
Ideologis (sumber motivasi)
Menjadi satu
rumusan yang mampu memberikan proses ideologisasi di setiap kader secara
bersama-sama, sekaligus memberikan dialektika antara konsep dan realita yang
mendorong proses kreatif di internal kader secara menyeluruh dalam proses
perubahan sosial yang diangankan secara bersama-sama secara terorganisir.
Menjadi pijakan
atau landasan bagi pola pikir dan tindakan kader sebagai insan pergerakan yang
aktif terlibat menggagas dan proaktif memperjuangkan perubahan sosial yang
memberi tempat bagi demokratisasi dan penghargaan terhadap HAM.
KEDUDUKAN
a. NDP menjadi
sumber kekuatan ideal-moral dari aktivis pergerakan.
b. NDP menjadi
pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap dan
bertindak dalam aktivitas pergerakan.
BAB II
RUMUSAN
NILAI-NILAI DASAR PERGERAKAN
TAUHID
Mengesakan Allah
SWT. Merupakan nilai paling asasi dalam agama samawi, didalamnya telah
terkandung sejak awal tentang keberadaan manusia.
Pertama, Allah
adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat dan perbuatan-perbuatanNya.
Allah adalah dzat yang fungsional.
Kedua, Keyakinan
seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari alam
semesta, serta merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan kepada ghaib.
Ketiga, Oleh
karena itu tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memandu dan menjadi
sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan
perwujudan lewat perbuatan.
Maka,
konsekuensinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia harus mampu melarutkan dan
meneteskan nilai-nilai tauhid dalam berbagai kehidupan serta tersosialisasikan
hingga merambah sekelilingnya. Hal ini dibuktikan dengan pemisahan yang tegas
antara hal-hal yang profan dan sakral.
HUBUNGAN MANUSIA
DENGAN ALLAH
Allah adalah
pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia sebaik-baik kejadian dan
menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia dihadapan ciptaan-Nya yang
lain. Kedudukan pemberian daya pikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral.
Potensi itulah yang memungkinkan manusia memerankan fungsinya sebagai khalifah
dan hamba Allah. Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia memberanikan diri
untuk mengemban amanat berat yang oleh Allah ditawarkan kepada makhluk-Nya.
Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan ketentuan-ketentuannya. Untuk
itu manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus dirawat,
manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah.
HUBUNGAN MANUSIA
DENGAN MANUSIA
Tidak ada yang
lebih antara yang satu dengan lainnya, kecuali ketaqwaannya. Setiap manusia
memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang menonjol pada diri seseorang
tentang potensi kebaikannya, tetapi ada pula yang terlalu menonjol potensi
kelemahannya. Karena kesadaran ini, manusia harus saling menolong, saling
menghormati, bekerjasama, menasehati dan saling mengajak kepada kebenaran demi
kebaikan bersama.
Nilai-nilai yang
dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam persaudaraan antar
insan pergerakan, persaudaraan sesama umat Islam, persaudaran sesama warga
Negara dan persaudaraan sesama umat manusia. Perilaku persaudaraan ini harus
menempatkan insan pergerakan pada posisi yang dapat memberikan manfaat maksimal
untuk diri dan lingkungannya.
HUBUNGAN MANUSIA
DENGAN ALAM
Alam semesta
adalah ciptaan Allah. Dia menentukan ukuran dan hukum-hukumnya. Alam juga
menunjukkan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti juga
nilai tauhid melingkupi nilai hubungan manusia dengan manusia. Namun Allah
menundukkan alam bagi manusia dan bukan sebaliknya. Jika sebaliknya yang
terjadi, maka manusia akan terjebak dalam penghambaan terhadap alam, bukan
penghambaan kepada Allah. Allah mendudukkan manusia sebagai khalifah, sudah
sepantasnya manusia menjadikan bumi maupun alam sebagai wahana dalam bertauhid
dan menegaskan keberadaan dirinya, bukan menjadikannya sebagai obyek
eksploitasi.
Salah satu dari
hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu pengetahuan dan
teknologi. Manusia menciptakan itu untuk memudahkan dalam rangka memanfaatkan
alam dan kemakmuran bumi atau memudahkan hubungan antar manusia. Dalam
memanfaatkan alam diperlukan iptek, karena alam memiliki ukuran, aturan dan
hukum tersendiri. Alam didayagunakan dengan tidak mengesampingkan aspek
pelestariannya.
BAB III
PENUTUP
Nilai-nilai
Dasar Pergerakan (NDP) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang
dipergunakan sebagai landasan teologis, normative dan etis dalam pola piker dan
perilaku warga PMII, baik secara perorangan maupun bersama-sama. Dengan ini
dasar-dasar tersebut ditujukan untuk mewujudkan pribadi muslim Indonesia yang
bertaqwa kepada Allah, berbudi luhur, berilmu cakap dan bertanggungjawab dalam
mengamalkan ilmu pengetahuannya serta komitmen atas cita-cita kemerdekaan
rakyat Indonesia, Sosok yang dituju adalah adalah sosok insane kamil Indonesia
yang kritis, inovatif dan transformative yang sadar akan posisi dan perannya
sebagai khalifah dimuka bumi.
Blog pada
WordPress.com. | Theme: And