Posted by : najudin Selasa, 20 September 2016

Soeharto semasa kecil bukanlah seorang yang terlahir dari keluarga konglomerat atau bangsawan yang telah disiapkan oleh orang tuanya untuk menjadi pemimpin bangsa. Ia juga bukan seorang anak yang mempunyai "Pertanda" untuk menjadi seorang calon pemimpin ketika dilahirkan. Ia lahir dari keluarga petani miskin, tepatnya di desa pinggiran kemusuk di agromulyo sebelah barat kota yogyakarta. Beliau dilahirkan dari rahim seorang ibu yang bernama sukirah dan dari seorang ayah yang bernama kartosudiro seorang petugas desa pengatur air. Ia lahir pada tanggal 8 Juni 1921.

Sejak umur 8 tahun ayah Suharto yakni pak kartosudiro terpaksa karena keadaan ekonominnya mwmindahkan si kecil Soeharto ke Wuryantoro untuk diasuh oleh paman dan bibinya. Pada masa inilahh soeharto mendapatkan pendidikan yang sedikit layak dan ditempa mengenal dan menyerap budi pekerti dan filsafat hidup yang berlaku dilingkungannya, serta mengenal agama dan tatacara hidup jawa. Pada masa itulah Soeharto mwngenal ajaran tiga "aja" yaitu "aja kagetan", "aja gumunan", dan "aja dumeh". Ketiga ajaran ini yang akhirnya menjadi pegangan hidupnya dan yang menjadi penegak dirinya menghadapi segala persoalan. Serta mengenal ajaran leluhurnya "hormat kalawan gusti, guru, ratu lan wong tuwo karo".

Segala terpaan hidup yang selalu menghadangnya semakin menjadikan Ia seorang pemuda mandiri yang tumbuh berkembang untuk dapat menembus cita-cita hidupnya. Dengan susah payah Ia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya. Tanpa rendah diri atau malu Ia beraekolah tanpa beralaskan kaki dan berpakaian hanya seadanya saja. Sementara pendidikan agama islamnya yang kuat telah mengukuhkan keimanan dan ketaqwaannya dalam menempuh segala cobaan hidup. Semua kesengsaraan hidup dijadikan sebagai sesuatu yang harus dihadapi dengan ketegaran dan kemandirian agar sesuatu yang dicita-citakan dapat diraih olehnya.

Perjalanan Karir pekerjaannya juga berjalan tidak dengan mulus. Selepas sekolah Ia mulai bekerja sebagai Bank Desa (Volk's Bank). Akan tetapi pekerjaan yang sudah cukup baik ini terpaksa dilepaskannya Karana ingin mendapatkan yang lebih sesuai dengan cita-citanya. Karena tidak ingin lagi membebankan paman dan bibinya karena suasana perang dunia, pemerintah penjajah waktu itu banyak memberikan kesempatan bagi pemuda Indonesia untuk menjadi tentara.

kemudian Soeharto mendaftarkan diri dan diterima menjadi anggota angkatan laut kerajaan belanda, tapi Ia menolaknya karena ditugasi hanya menjadi seorang tukang masak. Soeharto yang muda belia tidak pernah putus asa Ia mencoba mendaftarkan kembali dan diterima sebagai tentara kerajaan Belanda - KNIL. Selama pendidikan militer Soeharto selalu menjadi yang terbaik dikelasnya. Lalu berpraktek di Batalyon XIII di Rampal, dekat Malang, sebagai wakil komandan regu. Meskipun demikian malang tak dapat ditolak, Ia pun harus kembali meninggalkan pekerjaannya sehubungan dengan meletusnya Perang Dunia II. Pada 8 Maret 1942 Tentara Kerajaan Belanda menyerah tanpa syarat kepada tertara kerajaan Jepang.

Dunia militer pun mengasih kesempatan kembali untuk pemuda Soeharto untuk menjadi tentara, lalu Ia mendaftarkan diri dan menjadi polisi dan kemudian Tentara Pembela Tanah Air (PETA), suatu organisasi para militer yang dibentuk Jepang, keterlibatannya dalam bidang militer inilah yang menjadikan dirinya sebagai salah satu seorang pionir atau perintis pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang sekarang berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Ketika menjadi komandan Wehrkreise III di Yogya, Ia mengadakan serangkaian serangan umum pada malam hari terhadap kekuatan Tentara Belanda yang menduduki Kota Yogya. Dan serangan yang paling berhasil dan mempunyai dampak besar adalah serangan umum 1 Maret 1949, yang dilangsungkan pagi hari dan berhasil menduduki kota Yogyakarta. Tak dapat disangkal bahwa serangan umum tahun 1949 itu mempunyai dampak politis bagi Indonesia di dunia Internasional, yang akhirnya menghasilkan sesuatu pengakuan internasional atas eksistensi Negara Republik Indonesia, Termasuk Tentara Nasionalnya.

Sebagai Panglima Divisi Diponegoro, dalam kepemimpinannya dihadapkan pada tantangan yang merusak sendi-sendi persatuan bangsa. Serangkaian operasi militer dibebankan kepadanya untuk membasmi berbagai pemberontakan di daerah. Setiap kali gerakan-gerakan operasi militer yang dipimpinnnya dilaksanakan dengan gemilang, yaitu antara lain sebagai komando operasi penumpasan Andi azis di Makassar dan sebagai Panglima Mandala di dalam perjuangan merebut kembali Irian Barat.

Panglima militernya kembali diuji ketika menjadi panglima kostrad. Pada masa ini PKI mengadakan penghianatan terhadap pancasila dengan membunuh beberapa perwira terbaik AD. Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam mengatasi peristiwa G 30 S/PKI dan segala akibatnya membuktikan bahwa Ia benar-benar memiliki kemanpuan tangguh dengan kemantapan strategi.

Oleh Karana itu, tak aalah bilamana MPRS kemudian mwngangkatnya menjadi pejabat Presiden dan selanjutnya menjadi Presiden Ke 2 Bangsa Indonesia. Dengan Kepemimpinannya pula Ia berhasil dengan gemilang menciptakan suatu kondisi politik yang stabil. Dua didalam kestabilan situasi politik itu Ia mengadakan serangkaian pembangunan ekonomi di Indonesia. Sampai saat ini Soeharto telah 5 kali dipercaya rakyat, melalui MPR dipilih menjadi Presiden Mandataris. Selama itu pula pembangunan ekonomi indonesia telah dilaksanakan dan kini titik sentralnya ialah Dengan Repelita yang menjadikan Indonesia tinggal landas. Keberhasilannya inilah yang membuat Negara-negara di dunia mengakui bangsa Indonesia, bahwa Indonesia mampu untuk berdiri sendiri.

Sebelum wafat Soeharto ditanya apa wasiat yang akan diberikan jika kelak dipanggil oleh Allah SWT, dan pak harto pun menjawab:
"wasiat saya sebenarnya bukan wasiat saya sendiri, melainkan wasiat atau pesan dari kita bersama. Yakni, agar mereka yang sesudah kita benar-benar dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia. Yang diproklamirkan pada tanggal 17 agustus 1945,sedemikian rupa sehingga cita-cita perjuangan bangsa kita benar-benar terlaksana dan tercapai dengan sebaik-baiknya. Selama bangsa Indonesia tetap berpegang kepada pancasila sebagai landasan idealnya, dan UUD 45 sebagai landasan konstitusinya, Dengan sendirinya. Persatuan dan kesatuan bangsa ini bisa yerwujud. Berpegang kepada kedua hal itu cita-cita perjuangan sebagai bangsa yang tetap ingin merdeka, berdaulat, bisa hidup dalam kemakmuran dan keadilan, niscaya akan tercapai ! Insya Allah.

Demikian sekilas tentang perjalanan Soeharto: Pikiran, ucapan dan tindakan. Artikel ini adalah hasil kajian dari Komunitas Intelektual Muda tanggal 20-09-2016, yang diplopori oleh sahabat didi suheri (demisioner ketua komisariat unsika periode 2015-2016). Semoga dapat bermanfaat, terima kasih.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Pages

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About

- Copyright © PMII Karawang -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -