Archive for 2013

Sajak Rajawali


sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri

rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti

langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara

rajawali terbang tinggi memasuki sepi
memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
mengolah hidupnya

hidup adalah merjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat matamorgana

rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka
W.S Rendra
Selasa, 05 Maret 2013
Posted by najudin

PAHLAWAN TAK DIKENAL



Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan
bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya  

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan
tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda


Posted by najudin

Sajak Sebatang Lisong


menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka

matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak - kanak
tanpa pendidikan

aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis - papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan

delapan juta kanak - kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
..........................

menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana - sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan

dan di langit
para teknokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor

gunung - gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes - protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam

aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair - penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan
termangu - mangu di kaki dewi kesenian

bunga - bunga bangsa tahun depan
berkunang - kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta - juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
.................................

kita mesti berhenti membeli rumus - rumus asing
diktat - diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa - desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata

inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan

RENDRA
( itb bandung - 19 agustus 1978 )
Posted by najudin

AKU MELIHAT INDONESIA


Jika aku berdiri di pantai Ngliyep
Aku mendengar lautan Indonesia bergelora
Membanting di pantai Ngeliyep itu
Aku mendengar lagu – sajak Indonesia

Jikalau aku melihat
Sawah menguning menghijau
Aku tidak melihat lagi
Batang padi menguning – menghijau
Aku melihat Indonesia

Jika aku melihat gunung-gungung
Gunung Merapi, gunung Semeru, gunung Merbabu
Gunung Tangkupan Prahu, gunung Klebet
Dan gunung-gunung yang lain
Aku melihat Indonesia

Jikalau aku mendengar pangkur palaran
Bukan lagi pangkur palaran yang kudengarkan
Aku mendengar Indonesia

Jika aku menghirup udara ini
Aku tidak lagi menghirup udara
Aku menghirup Indonesia

Jika aku melihat wajah anak-anak di desa-desa
Dengan mata yang bersinar-sinar
(berteriak) Merdeka! Merdeka!, Pak! Merdeka!

Aku bukan lagi melihat mata manusia
Aku melihat Indonesia!





Soekarno

Posted by najudin

puisi aku bukan buku


Aku buku yang kusam & lusuh
Yang tak lagi kau buka

.......

Aku buku yang berdebu & kotor
Yang tak lagi kau sentuh

.........

Aku buku yang dilupakan,
Yang tak lagi kau lihat

......
Dan seperti buku itulah aku
........

Semoga kamu bisa lihat & fahami kembali,
Bahwa aku pernah ada buat kamu




                                                            
Posted by najudin

Kaderisasi berkala rayon fakultas ekonomi


Malam hari selepas uts pmii rayon ekonomi tidak merasa keganggu dan terhalangi untuk mlakukan kajian diskusi walaupun esok harinya ada uts, semngat mu semua mencerminkan akademisi yang handal .
Pemateri kajian diskusi disampaikan oleh sahabat riki dari komisariat pmii unsika karawang juga menjabat sebagai ketua bem fakultas ekonomi unsika beliau memaparkan tentang pengembangan kaderisasi jelas kaderisasi sangatpenting bagi sebuah organisasi karena ruh sekaligus penggerak kehidupan dalam sebuah organisasi beliau memaparkan yang menjadi kendala pmii rayon ekonomi  ketidakjelasan setelah mapaba dan monitoring kader  dan pmii lebih senang memperdebatkan sebuah argumen tapi tidak melihat ranah kelugowoan selanjutnya dibahas pula mengenai distribusi kader perekrutan kader.

Salah satu solusi yang terlontar adalah skala profesionalitas para pengurus rayon , pmii bukan lembaga akedimisi yang formal ataupun pendididkan yang bersifat militer. kalau hari ini kesemaarutan pmii dilihat dari keseporadisan kajian - kajian yang membengkalai maka harus disadari perlu adanya reformulasi terhadap strategi pmii untuk melakukan kajian ulang terhadap kaderisasi.
Posted by najudin

KOTA DAN KAMPUS


            Hari ini aku ceritakan tentang kampus dan kotaku yang terus berbekas dan terus berkembang oleh zaman yang begitu kejam tanpa belas kasihan.Kampus yang dahulu menjadi sebuah impian bagi umat manusia yang ingin mengibarkan sayap-sayapnya di atas negara.Di mana kaum proletar terus bermimpi ingin menimba ilmu di tempat yang di katakana formal.Kota yang hari ini menjadi pusat makhluk hidup yang makin hari makin berkembang,dimana  perkebunan,sawah,pepohonan,serangga,hewan dan manusia hidup di dalamnya yang saling membutuhkan satu sama lain.
            Lalu hari ini ketika melihat realita yang ada mengenai manusia dengan kotanya sangatlah menyedihkan dimana kultur dan adat istiadat ketimuran kita kini semakin hari semakin menghilang.Penyebaran yang di lakukan orang-orang barat kini semakin hari semakin mengakar di dalam bumi pertiwi.Terlalu kiri pun kini di katakan komunis dimana rekayasa yang di lakukan oleh orang  orang barat, hingga terkadang seorang mahasiswa pun di asingkan karena kekritisannya hingga hilang lah sebuah nilai- nilai kebenaran.Padahal negara kita dapat merdeka itu pun karena sebuah perlawanan tanpa ada perasaan takut terhadap kediktatoran yang telah mengakar.Kini yang benar di salahkan dan yang salah di benarkan Karena sudah bobroknya nilai moral dan kejujuran seorang manusia.Jika dikaitkan dengan mahasiswa masih adakah nilai ke idealisannya?Apakah kini seorang agent perubahan pun sudah menjadi seseorang yang terhegemoni?Hingga mahasiswanya pun menganggap tulisan seperti ini hanyalah bualan yang tak ada isinya karena mungkin mengedepankan ego bukan atas dasar kebersamaan bernegara.Kita telah di cetak menjadi pesaing-pesaing untuk kepentingan idividualistisnya bukan pada tataran kepada hakekatnya.Mahasiswa kini seperti berpura - pura tua untuk melewatinya dan berpura-pura menjadi anak-anak untuk menghindarinya karena sebuah sistem.
            Kini kulihat gedung-gedung telah mulai di tumpuk di kotaku  yang nantinya akan menjadi penjara bagi masyarakat banyak karena keserakahan.Mereka yang dikatakan sebagai penyambung lidah rakyat kini tak ubahnya sebagai penggunting lidah rakyat.Jika aku teringat pada teori asimilasi dan teori konsentrasi yang di paparkan oleh karl max dan sedikit intuisi kecil olehnya dimana nantinya suatu negara yang menerapkan sebuah konsep neoliberalisme akan menemukan dimana titik penguasa keuangan hanya ada satu dan hanya sebagian manusia yang akan merasakan kebahagiaan dan kekayaan itu sendiri maka nantinya hanya menyisakan kaptalis-kapitalis kecil dan masyarakat miskin.Sebuah catatan sederhana yang saya tulis dan mudah-mudahan dapat berguna untuk sahabat-sahabat karena bukan bermaksud menggurui ataupun sok pintar akan tetapi saya coba eksplor ilmu yang saya ketahui dan coba saya amalkan.TERIMA KASIH
Posted by najudin

Harlah PMII Karawang


pada tanggal 2 februari kemarin PMII karawang memperingati harlah PMII karawang yang ke 11. walaupun dirayakan dengan sangat sederhana dan seadanya tetapi PMII karawang ini sangat lah menikmati perayaannya itu. karena harlah itu tidak lah hanya sekedar momentum yang sepele tapi sangatlah sakral. dalam harlah tersebut kepengurusan pmii masa khidmat 2012-2013 membuat piagam sembilan. yang ditujukan untuk diserahkan kepada ketua umum yopi kurniawan dan para jajarannya yang disematkan langsung oleh mabincab pmii karawang. di dalam piagam 9 tersebut berisi motto para ketua-ketua umum pmii karawang dari pertama sampai sekarang yaitu masa hidmat 2002 - 2004 sampai dengan masa khidmat 2012 - 2013.
dalam pelaksanaan harlah tersebut dimeriahkan juga oleh penampilan dari para kader dan anggota yang dari rayon dan komisariat. perayaan harlah juga dibarengi memperingati maulid nabi, karena jangan sampai kita melupakan kultur yang baik yang sudah diwariskan oleh para ulama-ulama kita yang terdahulu, walaupun zaman semakin hari semakin modern tapi tidak ada salahnya kita agar selalu membudayakan tradisi terdahulu yang sekiranya baik.

wallahul muwafiq ila aqwamit tharik
wassalamu alaikum warahmatullohi wabarokatuh.
Posted by najudin

Popular Post

Blogger templates

Pages

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About

- Copyright © PMII Karawang -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -